Dilihat dari perkembangan pada tahun 2001 P. Marak telah dijadikan daerah wisata yang dikelola oleh masyarakat nelayan. Daftar pulau-pulau dapat dilihat pada tabel
Jumlah Pulau Nama-nama lokasi dan luasnya
Nama
Pulau
|
Lokasi
|
Luas
(Ha)
|
Pulau
Pagang
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
32,00
|
Pulau
Marak
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
256,00
|
Pulau
Cubadak
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
705,00
|
Pulau
Cubadak Kecil I
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
5,00
|
Pulau
Cubadak Kecil II
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
3,50
|
Pulau
Cubadak Kecil III
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
1,50
|
Pulau
Sirojong Gadang
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
11,00
|
Pulau
Sironjong Kecil
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
1,50
|
Pulau
Bintangor
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
3,00
|
Pulau
Nyamuk
|
Kec
Koto XI Tarusan
|
1,00
|
Pulau
Babi
|
Kec
Bayang
|
57,80
|
Pulau
Nibung
|
Kec
IV Jurai
|
9,00
|
Pulau
Sikuai
|
Bungus
Teluk Kabung
|
48,12
|
Pulau Sikuai memiliki perairan dengan terumbu karang berada dibagian timur dengan persentase 97,12% termasuk ekselen atau sangat bagus. Jenis didominasi Hard coral (non acropora) 51,93%, Acropora 11,33%, Dead Scleratinia 2.88% pda kedalaman 3 meter. Jenis didominasi Heliopora sp, Meliopora sp, sub masif, brancing (Firdaus, 1996).
Pulau Sikuai adalah salah satu pada saat ini pulau ini menjadi satu resort wisata bahari yang menjadi tujuan pawa wisatawan asia dan dalam negeri.
Teluk Nibung
Teluk Nibung merupakan kawasan wisata untuk Kotamadia Padang dengan beberapa objek wisata Pondok Caroline, Karang Tirta, dan Pasir Putih. Daerah Teluk Nibung terdapat beberapa penginapan mulai dari kelas menengah berupa kotage atau pondok wisata.
Teluk Nibung berada didaerah terlindung atau berupa teluk sehingga perairan pantai tenang. Untuk kondisi karang pada hasil penelitian tahun 1994 kondisi termasuk rusak karena karang yang berada di daerah pantai pada rusak yang tinggal hanya karang atau batu (Syarif, 1994). Untuk di dekat Ujung Nibung ditutupi beberapa mangrofe jenis Rhizopora sp dan beberapa mangrofe ikutan. Untuk beberapa tahun yang lalu ada beberapa kegiatan perikanan budidaya kerapu dan pemberdayaan ibu nelayan yang bekerjasama masyarakat dengan pemerintah Kota Padang.
Sungai Pisang
Kelurahan Sungai Pisang termasuk wilayah administrasi Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kotamadya Padang. Untuk mencapai daerah ini dapat ditempuh dua jalur, melalui jalan laut dengan menyewa perahu motor dikota kecamatan. Itupun cuaca baik. Kedua, dapat ditempuh melalui jalan darat (asal cuaca sedang tidak hujan). Perjalanan memalui darat dari kota kecamatan dapat dilakukan dengan menggunakan mobil pribadi atau angkutan umum (cigak baruak). Waktu tempuh dengan menggunakan angkutan umum memakan waktu sekitar 30-60 menit, walaupun jarak daerah ini dari kota kecamatan 7 km. Hal ini karena jalan antara kota kecamatanab dan Kelurahan Sungai pisang kondisinya masih belum beraspal semuanya, sempit dan naik turun melintasi perbukitan terjal lengkap dengan jurang disisnya dan saat hujan kondisinya cukup licin.
Kelurahan Sungai Pisang letaknya cukup terisolir, namun demikian daerah ini memeliki potensial sumberdaya alam yang cukup berlimpah. Diwilayah perairan, Sungai Pisang memiliki beberapa pulau yang dikelilingi oleh terumbu karang, yang disamping menjadi habitat bebrbagai jenis ikan, diantara pulau tersebut memiliki cerita legenda Si Boko. Cerita legenda Si Boko mirip dengan cerita Malin Kundang , tetapi rangkaian cerita Si Boko lebih menarik karena melibatkan beberapa pulau, pantai dan daratan yang kondisinya masih alami. Legenda ini dapat dikemas menjadi satu paket wisata yang cukup menarik, sekaligus dapat dipergunakan sebagai entry point dalam kegiatan penyadaran masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan dan konservasi terumbu karang.
Beberapa kebijakan Pemda Sumbar, Kec Bungus Teluk Kabung, termasuk kelurahan Sungai Pisang, telah ditetapkan sebagai daerah wisata.Beberapa kawasan wisata Sungai Pisang adalah P. Pasumpahan, P. Sirandah, P. Sikuai. Sampai saat ini pengembangan masih ada masalah cendrung pro kapital dan tidak akrab lingkungan. Contoh pengembangan Hotel Pusako diSikuai selain menambah PAD Sumbar, namun terjadi proses peminggiran masyarakat lokal. Nelayan tidak dapat lagi mempergunakan perairan di sekitar P. Sikuai sebagai daerah penangkapan karena disamping dilarang mendekati pulau oleh pihak pengelola hotel. Kenyataan lain, masyarakat penduduk Kelurahan Sungai Pisang tidak menikmati nilai lebih dari pengembangan wisata di wilayahnya, kecuali pemasok pasir diambil dari Sungai Pisang. Kondisi ini memang merupakan konsekwensi dari strategi pembangunan yang pro kapital, dimana sebagain besar nilai tambah akan dinikmati oleh investor, sebagian kecil masuk KAS pemerintah, sementara penduduk lokal sebagai penonton. Dengan potensi sumberdaya yang dimiliki, seperti hutan, persawahan, bakau, pulau semua bisa dikemas menjadi paket wisata yang berdimensi kerakyatan.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Coremap sejak tahun 1996 sampai 2005 adalah pemberdayaan masyarakat nelayan yang berkaitan dalam aspek informasi. Kebijakan pemda Sumbar (Kelurahan Sungai Pisang menjadi salah satu daerah tujuan wisata bahari dan tujuan Coremap menjadikan kelurahan Sungai Pisang menjadi daerah wisata desa (Village Tourism).
No comments:
Post a Comment